Gentamerah.com || Malang – Ratusan korban meninggal dunia, dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya pada hari Sabtu (1/10/2022).
"Terkait dengan proses pertandingan tidak ada permasalahan, semuanya selesai. Permasalahan terjadi pada saat setelah selesai, terjadi kekecewaan dari para penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di kandang sendiri," kata Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta, dalam konferensi pers di Polres Malang, seperti dilansir detikJatim, Minggu (2/10/2022).
Nico mengatakan, karena suporter kecewa timnya kalah, mereka lalu turun ke tengah lapangan dan berusaha mencari para pemain dan ofisial untuk melampiaskan kekecewaannya. "Oleh karena pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan mengincar para pemain," ujarnya.
Polisi lalu menembakkan gas air mata, karena para suporter anarkis. Aremania, kata Nico, menyerang petugas kepolisian hingga merusak sejumlah fasilitas stadion.
"Mereka pergi keluar disatu titik, di pintu keluar, kalau nggak salah pintu 10, kemudian terjadi penumpukan. Didalam proses penumpukan itulah terjadi kurang oksigen. Tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion, kemudian juga dilakukan evakuasi kebeberapa rumah sakit," terang Nico.
Jumlah korban jiwa tragedi Kanjuruhan bertambah, per pukul 14.12 WIB, korban tewas mencapai 174 orang. 11 orang luka berat.Selain itu, 298 orang lainnya luka ringan.
Kemudian dua anggota polisi yang turut menjadi korban dalam tragedi maut Kanjuruhan bernama Briptu Fajar Yoyok Pujiono yang merupakan anggota Polsek Dongko, Trenggalek, dan Brigadir Andik Purwanto anggota Polsek Sumbergempol, Tulungagung.
Kadinkes Kabupaten Malang, Wiyanto Widodo menyebut penyebab korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang meninggal dunia adalah karena mayoritas mengalami sesak nafas dan terinjak-injak karena panik.
Sementara Menko Polhukam, Mahfud Md menegaskan, tragedi Stadion Kanjuruhan Malang bukan disebabkan bentrok antarsuporter. Melainkan korban meninggal dunia karena desak-desakan dan terinjak.
"Perlu saya tegaskan, bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar suporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton," kata Mahfud dalam akun Instagram-nya seperti dilihat detikcom, Minggu (2/10/2022).
Presiden Jokowi buka suara terkait kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Jokowi menyampaikan dukacita dan berharap peristiwa tersebut tidak terulang kembali.
"Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yg akan datang," kata Jokowi dalam YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (2/10/2022).
Jokowi memberikan arahan khusus kepada Menkes, Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarparawansa, agar korban yang dirawat mendapatkan pelayanan terbaik.
"Saya telah meminta Menteri Kesehatan dan Gubernur Jawa Timur untuk memonitor khusus pelayanan medis bagi korban yang sedang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik," ujar Jokowi.
Kepada Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Jokowi meminta agar tragedi Kanjuruhan diusut tuntas.
"Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini," kata Jokowi.
Jokowi juga meminta Menpora, Kapolri dan Ketum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepakbola. Selain itu, Jokowi memerintahkan agar Liga 1 disetop sementara.
"Untuk itu saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," imbuh dia. (Sumber Detik)
0 Komentar