Gelar Peringatan Israj Mi’raj ,Tiga Santriwati Barkah Abussalam Penghafal Amil Terima Pernghargaan

 

Gelar Peringatan Israj Mi’raj ,Tiga Santriwati Barkah Abussalam Penghafal Amil Terima Pernghargaan

Laporan : Edo

Pandawa7.com || Waykanan – Memaknai Kembali sebuah peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam semalam, Pemerintah Kampung Bonglai Kecamatan Banjit Kabupaten Waykanan, Lampung menggelar peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1444 H yang menjadikan peristiwa penting bagi umat Islam, Minggu (05/02/2023).

Peringatan yang digelar di Pesantren Barkah Abussalam, dusun 02 Gajah Mati Kampung setempat, dihadiri Anggota DPRD Waykanan, Mulyadi dan calon anggota DPRD Waykanan, Wety, serta menghadirkan Ustad Adrihuna Alhaeby, penceramah dari Sidomulyo, Lampu Utara .

“Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW sangatlah penting bagi umat Islam, karena dalam Isra Mi’raj ini ada sebuah kisah yang menceritakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa dan dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha yang menerima perintah untuk menjalankan ibadah salat wajib lima waktu,” kata Kepala Kampung Bonglai, Iwan Setiawan.

Dihadapan para santri dan satriwati serta ratusan warga setempat yang menghadiri peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Iwan Setiawan meminta agar para santri dapat terus memperdalam ilmu agamanya dengan baik, agar kelak dapat menjadi tauladan dilingkungan masyarakatnya.

Iwan Setiawan juga menyerahkan piagam juara hafalan Amil kepada tiga santriwati, yang dinyatakan menjadi juara satu, dua dan tiga. “Alhamdulillah, tiga santriwati raih juara, dan piagam yang kita berikan ini untuk lebih memacu santri lain, agar lebih giat lagi,” kata dia.

Dalam tausyiahnya, Ustad Adrihuna Alhaeby menjabarkan tentang Isra’ dan Mi’raj yang memiliki banyak dimensi serta makna bagi kaum muslim. “Yang pertama, tentu Isra’ dan Mi’raj itu menguji keimanan orang Islam. Waktu itu Abu Bakar Ash-Shiddiq orang yang pertama kali mempercayai Nabi menjalankan Isra’ dan Mi’raj karena bagi Kaum Quraisy peristiwa yang tidak bisa mereka pahami bahkan Nabi Muhammad dianggap berbohong,” katanya.

Bagaimana mungkin dalam satu malam Nabi bisa berjalan dari Mekkah ke Baitul Maqdis kemudian juga Mi’raj sampai ke Sidratul Muntaha. Mereka menganggap Nabi Muhammad mengada-ada, tetapi Abu Bakar Ash-Shiddiq mempercayai sebagai bentuk dari keimanan.

Kedua, kata Ustad, bahwa Isra’ dan Mi’raj adalah merupakan wujud dari mukjizat dan anugerah Allah untuk Muhammad dalam mengemban risalahnya. Kita tahu ketika Isra’ dan Mi’raj saat itu Nabi mengalami Am al-huzn (tahun kesedihan), beliau ditinggal oleh Siti Khadijah RA istri tercinta yang begitu lama mendukung dan berada disamping Nabi, orang yang paling dicintainya dan paling membela perjuanganya.

Editor : Kan’s

Posting Komentar

0 Komentar